
Trump Tanda Tangani Perintah Eksekutif: TikTok Dapat Perpanjangan 75 Hari
Presiden AS Donald Trump pada Senin malam (20 Januari 2025) menandatangani perintah eksekutif yang memberikan TikTok perpanjangan waktu selama 75 hari untuk mematuhi undang-undang yang mewajibkan aplikasi tersebut dijual atau dilarang di AS.
Mengapa Perintah Ini Penting?
Perintah ini menunda penerapan undang-undang yang sebelumnya disahkan oleh Kongres dan ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden. Undang-undang tersebut mengharuskan TikTok untuk menjual operasionalnya di AS kepada entitas non-Tiongkok atau menghadapi pelarangan total atas alasan keamanan nasional.
Berbicara kepada wartawan di Oval Office, Trump berkata, “Saya katakan ini kepada Anda. Hampir setiap orang kaya menelepon saya tentang TikTok.”
Ketika ditanya mengapa ia berubah pikiran sejak mencoba melarang TikTok pada 2020, Trump menjawab, “Karena saya sempat menggunakannya.”
Rencana Baru: Kerja Sama 50-50 dengan ByteDance?
Trump juga mengungkapkan kemungkinan kerja sama antara AS dan pemilik TikTok, ByteDance, dalam bentuk kemitraan 50-50. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai bagaimana rencana ini akan diimplementasikan.
TikTok Sempat Diblokir, Lalu Diaktifkan Lagi
Pada Sabtu malam (18 Januari), aplikasi TikTok sempat tidak dapat diakses oleh pengguna AS, setelah undang-undang pelarangan diberlakukan. Namun, layanan kepada 170 juta pengguna TikTok di AS kembali diaktifkan setelah Trump mengumumkan rencana perintah eksekutif untuk memberikan penangguhan sementara.
Sebelumnya, pemerintahan Biden mengklaim bahwa TikTok dapat digunakan oleh pemerintah Tiongkok untuk kegiatan mata-mata dan manipulasi politik. Sementara itu, pihak yang menentang larangan ini mengangkat isu kebebasan berbicara sebagai alasan untuk mempertahankan platform tersebut.
Tantangan dari Kongres dan Pengadilan
Perintah eksekutif ini menempatkan Trump dalam posisi bertentangan dengan banyak anggota Partai Republik di Kongres. Senator Tom Cotton, melalui sebuah unggahan di platform X pada Minggu (19 Januari), memperingatkan bahwa perusahaan yang terlibat dalam hosting atau distribusi TikTok dapat menghadapi denda miliaran dolar. Cotton juga menyebut potensi tuntutan hukum berdasarkan undang-undang sekuritas, tuntutan pemegang saham, dan jaksa agung negara bagian.
Tokoh Teknologi dan Bintang Besar Terlibat
Menariknya, CEO TikTok Shou Zi Chew hadir dalam pelantikan Trump pada Senin (20 Januari), bersama sejumlah bos teknologi besar lainnya, termasuk Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos.
Sementara itu, YouTuber terkenal Mr Beast memicu kehebohan dengan memposting video TikTok dari jet pribadinya, mengklaim bahwa ia sedang dalam perjalanan untuk mengajukan penawaran resmi membeli TikTok.
Selain itu, miliarder seperti Elon Musk dan investor dari acara TV Shark Tank, Kevin O’Leary, telah menyatakan ketertarikannya untuk membeli aplikasi tersebut.
Masa Depan TikTok di AS Tetap Menjadi Perdebatan Panas
Dengan perintah eksekutif terbaru ini, masa depan TikTok di AS tetap menjadi perdebatan panas. Apakah aplikasi ini akan berhasil mempertahankan operasionalnya di AS, atau akan menghadapi penjualan paksa atau larangan total? Yang jelas, keputusan Trump ini membuka babak baru dalam polemik antara keamanan nasional dan kebebasan teknologi.